Kring…….alarm jam berbunyi dengan kencang. Memaksaku
untuk terbangun dan melihat dunia yang indah ini. Dinginnya pagi masuk melalui
jendela kamarku hingga menusuk tulang-tulangku. Aku segera bangun untuk
mengambil air wudhu dan salat subuh. Kemercik basah air membasuh anggota
badanku, segeralah aku kembali ke kamar untuk melakukan sholat subuh. Setelah
itu aku mandi dan sarapan pagi.
Aku berangkat sekolah pukul 06.30. langkahku menuju ke
kelas dengan penuh kegembiraan, senangnya hatiku bisa bertemu teman-teman dan bermain
bersama. Tiba-tiba Ryan berkata.
” Lung, kamu sudah ngerjain tugas Fisika ?”, Tanya Ryan.
” Sudah,” Jawabku singkat.
” Aku pinjam ya?”. Kata Ryan meminjam bukuku.
” Iya. Ini bukunya.”, Jawabku sambil memberikan buku.
Tet....tet....tet....
Bel masukpun telah berbunyi.Akupun memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-sungguh. Tak terasa bel istirahatpun berbunyi. Aku, Rizky,
Ilham dan Sefin pergi ke kantin, tak disangka aku bertemu dengan Vita. Dia
adalah teman di lain kelas. Jantungku berdegup kencang dan pipiku memerah.
Teman-temanku yang sudah mengetahui bahwa aku ada perasan dengan Vita. Berkata
kepada Vita.
” Vit, Pulung ingin jadi pacarmu.......”, Kata
teman-teman.
” heh....heh.... ngacau kamu”, Kataku.
” ha..haha........ha.....”, Tawa teman-teman.
” Cuma bercanda. Tapi beneran kok Vit, Pulung ingin jadi
pacarmu.”, Kata Ryan.
Wajahku nampak memerah dan aku lihat wajah Vita pun juga
memerah. Rasanya malu sekali, setelah itu kamipun kembali ke kelas. Di kelas
jantungku masih berdegup kencang.
tak menyangka akan bertemu dengan Vita. Bel masukpun
terdengar lagi, aku sangat terbayang-bayang kejadian di kantin tadi. Jam demi jam telah berlalu tetapi aku juga masih terbayang-bayang.
Akhirnya pulang bel pulang berbunyi, mendengar bel berbunyi seperti terbangun
dari mimpi yang indah tapi memalukan.
” Alhamdulillah pulang juga”, Kata Rizky.
” Iya, badanku terasa lelah”, kataku ( sambil menguap ).
Sesampainya di rumah sementara aku langsung istirahat.
Tak terasa aku tertidur selama 2 jam. Sore berganti malam, dan malam berganti
pagi. Aku menjalani aktivitas setiap hariku yaitu sekolah. Hari ini terasa
cepat karena guru-guru ada rapat. Setelah bel pulang akupun langsung pulang,
seperti biasanya aku pulang di temani Rizky. Rizky selalu mengantarku sampai di
kostku. Saat aku menunggu Rizky, di seberang jalan dari sekolahku, aku melihat
di sana nampak Vita dan temannya menunggu jemputan, sebenarnya dari tadi Rizky memperhatikanku
yang sedang memperhatikan Vita. Tiba-tiba Rizky mengagetkanku dari belakang
sambil tersenyum.
” Lung, mengapa kamu melamun saja?”, Tanya Rizky.
” Emangnya melamun tidak boleh?”, Jawabku bertanya balik.
” Melamun itu gak ada gunanya Bro..... Siapasih yang
membuat kamu jadi pelamun bagini?”, Tanya Rizky.
Aku hanya tersenyum malu ” he..he.. J”
” Aku tau, pasti si.......”, kata Rizky terpotong.
” Huussstttt...... ayo kita pulang!”, Kataku memotong
ucapan Rizky.
Rizky terus tersenyum mengejek aku. Aku terus terbayang
wajah manis gadis yang aku impikan. Sampai di kost aku masih terbayang kejadian
di kantin. Tak terasa malampun tiba sang dewi malam menampakan sinarnya yang
sangat terang. Aku mencoba bertanya kepadanya.
” Apakah aku dapat menjadi pacarnya?”, Tanyaku kepada
bulan sambil membayangkan dia tak terasa aku ketiduran. Dinginnya angin malam
menambah nyenyaknya tidur ini. Saking aku memikirkan Vita, akupun bermimpi
bertemu dengannya di sebuah taman, akupun merasa bahagia karena aku dapat
menceritakan apa yang ku rasa.
* * * * (mimpi) * * * *
” Lung, kamu kok di sini?”, Tanya Vita terkejut.
” Lho... emangnya tidak boleh to?”, Jawabku.
” ya tidak apa-apa.”, Kata Vita.
” Duduku sini lho... kamu ada waktu ngak untuk mengobrol
sebentar?”, Tanyaku
” Oh.. ya”, jawab Vita sambil malu. Akupun merasa bahwa
Vita juga mempunyai perasaan kepadaku. Akupun merasa bahwa ada dukungan untuk
mengucapkan perasaanku kepadanya. Aku dengan ragu-ragu mengucakan sambil
memberikan sekuntum bunga yang baru saja ku petik di taman tersebut.
”Vit, mungkin ini waktu yang tepat untuk mengucapkan yang
selama ini mengganjal di hatiku. Maukah kamu menjadi
paaaaaccccc.....ccaaaaarrrr.....ku?”, Tanyaku ragu.
” Gimana ya? Mungkin kamu bisa memberikanku waktu untuk
berfikir dahulu?”, Jawab Vita bertanya balik.
” Oohh.... ya tentu.”, jawabku.
5
menit selatjutnya
” Begini Lung.......................
* * * * * * * *
Sebelum Vita mengatakan jawabannya yang lengkap, aku dibangunin
terlabih dahulu oleh Ibu Kost karena aku ketiduran di luar kamarku.
” Mas...mas... heh bangun ayo tidur di dalam sana lho!
Daripada di sini dingin.”, Kata Ibu Kost membangunkanku.
” Oh ya bu”, jawabku sambil menampakkan wajah kecewa.
Setelah itu aku pindah ke kamarku. Aku tidak bisa tidur karena masih menyimpan
penasaran apakah jawaban dari Vita? Tak terasa malam semakin larut aku pun
masih belum bisa tidur. Akhirnya aku dapat tidur karena aku mebaca.
Pagi tiba dengan sinar sang surya yang selalu
mengiringiku saat aku berjalan berangkat sekolah. Saat aku berjalan aku melihat
Vita dibonceng oleh teman laki-lakinya lain sekolah. Aku hanya memandang mereka
. saat aku memendang mereka pertanyaan-pertanyaan timbul dari kepalaku. Setelah
tiba di gerbang sekolah, aku bertemu dengan Rizal, temanku SMP dan sekarang
menjadi teman satu kelas dengan Vita. Aku mulai bertanya kepada dia.
” Zal, aku mau bertanya tentang Vita, kamu tahu.......”,
Perkataan ku terpotong.
” Wah ternyata benar ya gosip yang beredar bahwa kamu
suka dengan Vita?”, Kata Rizal memotong pembicaranku.
” Tidak aku hanya ingin bertanya tentang laki-laki tadi
yang membonceng Vita?”, Jawaabku.
” Oh.... tadi itu pacarnya Vita.”, jawab Rizal.
” Ehm....”, Aku meng-ehm dengan merasa kecewa. Sejak
inilah aku mencoba melupakan dia.
Tak terasa liburan semester tiba, tapi aku belum juga
dapat melupakan dia. Pertanyan yang ada dalam mimpi masih terbayang dan ingin
mencari jawabannya. Aku memiliki rencana pada awal masuk nanti untuk
memberanikan diri bertanya tentang pertanyaan yang ada dalam mimpi dan ingin
mengetahui jawabannya.
Hari Senin, awal masuk semester baru. Aku mencoba mencari
Vita di kelasnya. Tapi dia tidak ada, aku bertemu dengan Rizal, aku pun
bertanya kepadanya.
” Zal, kau di mana Vita?”, Tanyaku kepada Rizal.
” Lho, kamu belum tahu ya?”, Jawab Rizal bertanya balik.
” Tahu apa Zal? Ada apa dengan Vita?”, Pertanyaan yang
spontan keluar.
” Vita pindah ke Kalimantan, karena bapaknya pindah kerja
ke sana.”, Jawab Rizal.
Semenjak itu aku sangat merasa kecewa, karena aku sangat
menyia-nyiakan waktu dan sejak inilah aku mencoba melupakan dia dengan
menghapus rasa cinta yang ada di hatiku. Aku merasa bahwa keinginan yang sudah
aku rencanakan sedemikian rupa yang saya anggap akan berjalan dengan lancar
ternyata gagal.
T A M A T