Sabtu, 14 September 2013

SBSP (SAPU BERSIH SAMPAH PLASTIK)

Pecinta Alam sejati pasti akan menjaga dan merawat alam, termasuk menjaga dari sampah plastik. Jika kita memiliki kesadaran dan tanpa gengsi kita dapat membersihkan sampah plastik dengan kegiatan yang dinamakan SBSP. SMADAPALA Pare melakukan kegiatan rutin setiap sebulan sekali. Kami ingin menyadarkan kapada anggota PA (pecinta alam) untuk tidak membuang sampah sembarangan, dengan mengajak mereka membersihkan dengan cara mengambil satu persatu sampah plastik yang terdapat pada luar tempat sampah atau pada lingkungan.Kegiatan ini sangat didukung oleh anggota PA dan pihak sekolah, karena dapat meningkatkan kesadaran akan tidak membuang sampah sembarangan. Kegiatan ini hanya terdapat pada program kerja SMADAPALA Pare, dan belum dapat disebarluaskan karena sangat sulit untuk mengajak teman-teman untuk melakukan kegiatan ini, kerana kegiatan ini berkesan seperti orang "memulung sampah", padahal kegiatan ini sangat baik untuk kebersihan atau untuk keselamatan bumi dari sampah plastik yang dapat mencemari lingkugan. Sebenarnya untuk meminimkan sampah plastik juga ada cara lain selain SBSP yaitu menerapkan 5R, yang akan dibahas di lain waktu.

alat-alat yang dibutuhkan, hanya kantong kresek berukuran besar. untuk mewadahi sampah-sampah yang telah kita ambil. Pada kegiatan ini ditekankan pada sampah plastik yang berukuran kecil karena masih lolos meskipun sudah kita sapu. Contoh sampah plastik yang berukuran kecil seperti bungkus permen, sedotan minuman kemasan dll.

manfaat SBSP :
  1. dapat meningkatkan kesadaran. karena pada kegiatan ini kita dapat menyadarkan orang untuk tidak membuang  sampah sembarangan.
  2. dapat menikngkatkan mental seseorang, karena kegiatan ini seperti orang yang sedang memulung sampah.
  

Selasa, 19 Maret 2013

kumpulan cerpen


KEINGINAN YANG TERTUNDA

Kring…….alarm jam berbunyi dengan kencang. Memaksaku untuk terbangun dan melihat dunia yang indah ini. Dinginnya pagi masuk melalui jendela kamarku hingga menusuk tulang-tulangku. Aku segera bangun untuk mengambil air wudhu dan salat subuh. Kemercik basah air membasuh anggota badanku, segeralah aku kembali ke kamar untuk melakukan sholat subuh. Setelah itu aku mandi dan sarapan pagi.
Aku berangkat sekolah pukul 06.30. langkahku menuju ke kelas dengan penuh kegembiraan, senangnya hatiku bisa bertemu teman-teman dan bermain bersama. Tiba-tiba Ryan berkata.
” Lung, kamu sudah ngerjain tugas Fisika ?”, Tanya Ryan.
” Sudah,” Jawabku singkat.
” Aku pinjam ya?”. Kata Ryan meminjam bukuku.
” Iya. Ini bukunya.”, Jawabku sambil memberikan buku.
Tet....tet....tet....
Bel masukpun telah berbunyi.Akupun memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. Tak terasa bel istirahatpun berbunyi. Aku, Rizky, Ilham dan Sefin pergi ke kantin, tak disangka aku bertemu dengan Vita. Dia adalah teman di lain kelas. Jantungku berdegup kencang dan pipiku memerah. Teman-temanku yang sudah mengetahui bahwa aku ada perasan dengan Vita. Berkata kepada Vita.
” Vit, Pulung ingin jadi pacarmu.......”, Kata teman-teman.
” heh....heh.... ngacau kamu”, Kataku.
” ha..haha........ha.....”, Tawa teman-teman.
” Cuma bercanda. Tapi beneran kok Vit, Pulung ingin jadi pacarmu.”, Kata Ryan.
Wajahku nampak memerah dan aku lihat wajah Vita pun juga memerah. Rasanya malu sekali, setelah itu kamipun kembali ke kelas. Di kelas jantungku masih berdegup kencang.
tak menyangka akan bertemu dengan Vita. Bel masukpun terdengar lagi, aku sangat terbayang-bayang kejadian di kantin tadi. Jam demi jam telah berlalu tetapi aku juga masih terbayang-bayang. Akhirnya pulang bel pulang berbunyi, mendengar bel berbunyi seperti terbangun dari mimpi yang indah tapi memalukan.
” Alhamdulillah pulang juga”, Kata Rizky.
” Iya, badanku terasa lelah”, kataku ( sambil menguap ).
Sesampainya di rumah sementara aku langsung istirahat. Tak terasa aku tertidur selama 2 jam. Sore berganti malam, dan malam berganti pagi. Aku menjalani aktivitas setiap hariku yaitu sekolah. Hari ini terasa cepat karena guru-guru ada rapat. Setelah bel pulang akupun langsung pulang, seperti biasanya aku pulang di temani Rizky. Rizky selalu mengantarku sampai di kostku. Saat aku menunggu Rizky, di seberang jalan dari sekolahku, aku melihat di sana nampak Vita dan temannya menunggu jemputan, sebenarnya dari tadi Rizky memperhatikanku yang sedang memperhatikan Vita. Tiba-tiba Rizky mengagetkanku dari belakang sambil tersenyum.
” Lung, mengapa kamu melamun saja?”, Tanya Rizky.
” Emangnya melamun tidak boleh?”, Jawabku bertanya balik.
” Melamun itu gak ada gunanya Bro..... Siapasih yang membuat kamu jadi pelamun bagini?”, Tanya  Rizky.
Aku hanya tersenyum malu ” he..he.. J
” Aku tau, pasti si.......”, kata Rizky terpotong.
” Huussstttt...... ayo kita pulang!”, Kataku memotong ucapan Rizky.
Rizky terus tersenyum mengejek aku. Aku terus terbayang wajah manis gadis yang aku impikan. Sampai di kost aku masih terbayang kejadian di kantin. Tak terasa malampun tiba sang dewi malam menampakan sinarnya yang sangat terang. Aku mencoba bertanya kepadanya.
” Apakah aku dapat menjadi pacarnya?”, Tanyaku kepada bulan sambil membayangkan dia tak terasa aku ketiduran. Dinginnya angin malam menambah nyenyaknya tidur ini. Saking aku memikirkan Vita, akupun bermimpi bertemu dengannya di sebuah taman, akupun merasa bahagia karena aku dapat menceritakan apa yang ku rasa.
* * * * (mimpi) * * * *
” Lung, kamu kok di sini?”, Tanya Vita terkejut.
” Lho... emangnya tidak boleh to?”, Jawabku.
” ya tidak apa-apa.”, Kata Vita.
” Duduku sini lho... kamu ada waktu ngak untuk mengobrol sebentar?”, Tanyaku
” Oh.. ya”, jawab Vita sambil malu. Akupun merasa bahwa Vita juga mempunyai perasaan kepadaku. Akupun merasa bahwa ada dukungan untuk mengucapkan perasaanku kepadanya. Aku dengan ragu-ragu mengucakan sambil memberikan sekuntum bunga yang baru saja ku petik di taman tersebut.
”Vit, mungkin ini waktu yang tepat untuk mengucapkan yang selama ini mengganjal di hatiku. Maukah kamu menjadi paaaaaccccc.....ccaaaaarrrr.....ku?”, Tanyaku ragu.
” Gimana ya? Mungkin kamu bisa memberikanku waktu untuk berfikir dahulu?”, Jawab Vita bertanya balik.
” Oohh.... ya tentu.”, jawabku.
5    menit selatjutnya
” Begini Lung.......................
* * * *  * * * *
Sebelum Vita mengatakan jawabannya yang lengkap, aku dibangunin terlabih dahulu oleh Ibu Kost karena aku ketiduran di luar kamarku.
” Mas...mas... heh bangun ayo tidur di dalam sana lho! Daripada di sini dingin.”, Kata Ibu Kost membangunkanku.
” Oh ya bu”, jawabku sambil menampakkan wajah kecewa. Setelah itu aku pindah ke kamarku. Aku tidak bisa tidur karena masih menyimpan penasaran apakah jawaban dari Vita? Tak terasa malam semakin larut aku pun masih belum bisa tidur. Akhirnya aku dapat tidur karena aku mebaca.
Pagi tiba dengan sinar sang surya yang selalu mengiringiku saat aku berjalan berangkat sekolah. Saat aku berjalan aku melihat Vita dibonceng oleh teman laki-lakinya lain sekolah. Aku hanya memandang mereka . saat aku memendang mereka pertanyaan-pertanyaan timbul dari kepalaku. Setelah tiba di gerbang sekolah, aku bertemu dengan Rizal, temanku SMP dan sekarang menjadi teman satu kelas dengan Vita. Aku mulai bertanya kepada dia.
” Zal, aku mau bertanya tentang Vita, kamu tahu.......”, Perkataan ku terpotong.
” Wah ternyata benar ya gosip yang beredar bahwa kamu suka dengan Vita?”, Kata Rizal memotong pembicaranku.
” Tidak aku hanya ingin bertanya tentang laki-laki tadi yang membonceng Vita?”, Jawaabku.
” Oh.... tadi itu pacarnya Vita.”, jawab Rizal.
” Ehm....”, Aku meng-ehm dengan merasa kecewa. Sejak inilah aku mencoba melupakan dia.
Tak terasa liburan semester tiba, tapi aku belum juga dapat melupakan dia. Pertanyan yang ada dalam mimpi masih terbayang dan ingin mencari jawabannya. Aku memiliki rencana pada awal masuk nanti untuk memberanikan diri bertanya tentang pertanyaan yang ada dalam mimpi dan ingin mengetahui jawabannya.
Hari Senin, awal masuk semester baru. Aku mencoba mencari Vita di kelasnya. Tapi dia tidak ada, aku bertemu dengan Rizal, aku pun bertanya kepadanya.
” Zal, kau di mana Vita?”, Tanyaku kepada Rizal.
” Lho, kamu belum tahu ya?”, Jawab Rizal bertanya balik.
” Tahu apa Zal? Ada apa dengan Vita?”, Pertanyaan yang spontan keluar.
” Vita pindah ke Kalimantan, karena bapaknya pindah kerja ke sana.”, Jawab Rizal.
Semenjak itu aku sangat merasa kecewa, karena aku sangat menyia-nyiakan waktu dan sejak inilah aku mencoba melupakan dia dengan menghapus rasa cinta yang ada di hatiku. Aku merasa bahwa keinginan yang sudah aku rencanakan sedemikian rupa yang saya anggap akan berjalan dengan lancar ternyata gagal.

T A M A T